NEHEMIA 9 : 26-31
Nehemia adalah orang ikut mengalami pembuangan di Babel. Ia kembali ke Yerusalem yang kemudian diangkat sebagai ‘Bupati’ di tanah Yehuda ( Nehemia 5 : 14). Nehemia pun berusaha membangun kembali tembok-tembok kota Yerusalem. Meskipun dengan payah dan banyak tantangan, akhirnya tembok-tembok itu pun berhasil dibangun kembali. Di sini Nehemia bertindak sebagai tokoh pemerintah / politik dan bukan sebagai tokoh agama. Meskipun begitu ia meneruskan banyak hal keagamaan. Nehemia menegakkan kembali imamat orang lewi, persembahan perpuluhan, memberlakukan peraturan hari sabat, dan melarang perkawinan campuran.
Jadi sebagai pemimpin politik Nehemia sangat memperhatikan berlakunya kaidah-kaidah agama. Pribadi Nehemia juga sangat mendukung keagamaan, ia berdoa, meskipun doa-doanya tidak panjang dan lebih bersifat praktis. Nehemia sangat praktis dan mampu memimpin orang lain. Nehemia sendiri merasa bahwa semua yang dilakukanya itu sebagai panggilan Allah.
Setelah umat Allah mengalami pembuangan, Nehemia merasa perlu mengadakan pembaharuan. Pembaharuan diawali dengan mengumpulkan seluruh umat Allah. Mereka beribadah, membaca firman dan berdoa. Untuk memberikan siraman rohani bagi seluruh umat Allah agar dapat disegarkan kembali jiwa mereka yang sudah rapuh. Salah satu bagian khotbah yang selalu disampaikan kepada bangsa Israel adalah menyoroti sifat nenek moyang Israel dan perbuatan dan kesetiaan Allah kepada umatNya. Itulah yang menjadi bagian nats ini.
Bangsa Israel seringkali menyalahgunakan keistimewaan yang mereka miliki sebagai pilihan Allah. Mereka adalah orang pendurhaka, pemberontak, angkuh dan jahat di hadapan Allah. Berulang kali mereka melakukan pelanggaran-pelanggaran yang menunjukkan ketidaktaatan kepada Allah. Akibatnya, Allah menghukum mereka dengan cara mengunakan bangsa lain, misalnya dibuang ke Babel. Disaat mereka berada di dalam penghukuman, barulah mereka mengingat akan Allah dan berteriak minta pertologannya. Peristiwa itu berulang kali terjadi. Dalam setiap teriakan itu, Allah mendengarkanya dan segera menolong, membebaskan umatnya dari penderitaan. Allah pengasih dan penyayang. Itulah berita yang hendak disampaikan dalam nats ini.
Renungan :
1. Patut disyukuri,karena Nehemia sebagai “ pejabat daerah”, telah memfasilitasi bahkan ikut memberikan andil dalam pembaharuan umat Tuhan. Setiap warga Kristiani yang bekerja diberbagai bidang, perlu meneladani perbuatan Nehemia. Lebih bermakna lagi, apabila masing-masing kita mau memberikan dukungan dan mendorong warga lain untuk melakukan kegiatan keagamaanya lebih baik dan lebih bertanggung jawab.
2. Manusia tidak mampu memprediksi jalan hidupnya, Tetapi sesunguhnya, ketidakmampuan manusia menentukan jalan hidupnya sendiri, justru disitulah akan semakin terasa kasih-sayang Allah. Allah itu kasih kepada semua manusia tanpa terkecuali, dan itu yang harus kita aminkan (baca I Tesalonika 5:18 “ Mengucap syukurlah dalam segala hal”).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar